Beban Pencemaran Sungai Prokasih Meningkat

    Beban Pencemaran Sungai Prokasih Meningkat

    Beban Pencemaran Sungai Prokasih Meningkat

    Beban Pencemaran Sungai Prokasih Meningkat - Beban pencemaran di sungai sasaran Program Kali Bersih (Prokasih) Bapedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah) DIY 1999/2000 meliputi Sungai Winongo, Sungai Code, dan Sungai Gajahwong dibandingkan tahun 1998/1999 dari hasil pantauan meng- alami penurunan kualitas air sungai terlihat dengan peningkatan beban pencemaran parameter Biological Oxigen Demands (BOD) dan Chemical Oxygen Demands (COD).

    "Dari hasil pantauan 1999/2000 beban pencemaran BOD 2.251,59 ton/th dan beban COD 11.282,92 ton/th," kata Ka Sie Pembinaan Pengkajian dan Perizinan Bapedalda DIY Sardjuni SH kepada Bernas Jumat (12/5) di ruang kerjanya.


    Sasaran Prokasih ditekankan pada 32 perusahaan di DIY yang potensial pencemaran limbah di sungai. Prokasih yang dimulai sejak 1992/1993 dengan beban BOD 10.990,16 ton/th dan beban COD 74.896,04 ton/th berhasil terlihat di tahun 1998/1999 dengan turunnya beban pencemaran BOD sampai hanya 1.436,70 ton/th (turun 98,95 persen) dan COD menjadi 6,242,63 ton/th (turun 98,89 persen).


    "Jika kita lihat saat ini (1999/2000) kualitas air parameter BOD pencemaran naik 56,72 persen, sementara parameter COD pencemaran naik 80,74 persen dibandingkan tahun lalu (1998/1999)," jelas Sardjuni.


    Menurut Sardjuni di samping limbah rumah tangga, kenaikan pencemaran juga disebabkan krisis ekonomi yang berdampak pada operasional industri. "Karena krisis ekonomi, biaya industri tinggi dan berakibat beberapa kegiatan industri/perusahaan tidak kontinyu menjalankan Instalasi Pengolahan Limbah Cair (IPLC)," tuturnya.


    Jumlah perusahaan yang terpantau melakukan pencemaran secara fluktuatif meningkat dari 5 - 6 perusahaan/bulan (1998/1999) menjadi 10-12 perusahaan perbulan (1999/2000). "Kita tidak bisa menunjuk satu perusahaan sebagai pencemar sungai, karena secara bergantian/fluktuatif 32 perusahaan masing-masing mencemarkan. Ha- nya total perbulan meningkat," tegasnya


    Pencemaran limbah ke sungai secara fluktuatif menurut Sardjuni karena produksi yang tidak menentu sehingga bakteri pembusuk mati, pasokan bahan baku yang meningkat. "Biaya operasional tinggi dengan pengurangan operasi sementara pasokan bahan baku meningkat akibatkan IPLC tidak maksimal," tuturnya.


    Untuk mengatasi limbah industri kecil, limbah rumah tangga dengan peningkatan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah rumah tangga/domestik merupakan program Prokasih yang akan di- stressingkan mulai 2005. "Di samping masuknya sumber pencemaran lain seperti pestisida detergen, dan lain-lain," tukasnya.


    Staf Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Ir Reni Anggraini menambahkan akibat pencemaran sungai, sinar matahari yang menghidupkan fitoplankton penghasil oksigen sebagai sumber hidup terhambat sehingga bakteri yang akan mengurai zat organis menjadi mati. "Parameter BOD dan COD harus disesuaikan peruntukan air sungai," tambahnya. 

    LihatTutupKomentar